BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
SAUDARIKU...MARI MENGENAL ARTI SYAHADATAIN
Saudariku muslimah, bagaimana keadaanmu hari ini?Semoga Alloh senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Dan semoga Alloh senantiasa memudahkan kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Saudariku, pernahkan engkau berfikir atas nikmat-nikmat yang telah Alloh berikan kepada kita? Tentunya engkau sepakat denganku, bahwa nikmat Alloh itu sangat banyak, saking banyaknya, menurut dugaanku, sangat sulit bagi kita untuk menginventarisir nikmat-nikmat tersebut. Contoh kecil saja, kita dapat bernafas gratis, oksigen yang kita hirup gratis suka-suka kita menggunakannya, bener kan? Tentunya engkau pernah mendengar orang sakit yang memerlukan oksigen. Berapa dana yang diperlukan untuk pemakaian sepuluh menit? Bandingkan dengan kita yang tidak perlu mengeluarkan dana untuk bernafas!
Saudariku yang kucintai, aku percaya bahwa engkau sepakat denganku; bahwa semua itu perlu disyukuri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda yang artinya, Siapa yang tidak mau berterima kasih kepada manusia, (maka) dia juga tidak berterima kasih kepada Alloh.
Kepada manusia saja kita mesti berterima kasih, apalagi kepada Alloh Azza wa Jalla yang telah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, yang telah memberi seabreg kenikmatan dalam hidup ini.
Lalu, bagaimana kita bersyukur kepada Alloh, wahai Saudariku?
Suatu ketika, aku hadir dalam kultum setelah shalat shubuh di masjid depan rumahku, pembicara menjelaskan bahwa cara kita bersyukur kepada Alloh Jalla wa ‘Ala dengan cara bertauhid, beribadah, dan dalam segala aktivitas tetap dalam koridor islam yang shahih (benar), yaitu Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadits yang shahih sesuai dengan pemahaman para sahabat.
Benar juga, pikirku waktu itu. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan kita, memberi rizki kepada kita; tentunya Alloh tidak akan membiarkan kita sia-sia begitu saja. Tentunya Alloh memiliki tujuan dalam menciptakan kita. Tentunya Alloh telah memberikan rambu-rambu peraturan untuk hidup kita di dunia ini. Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Saudariku muslimah, semoga Alloh senantiasa menjaga kita. Ayat Adz Dzariat:56 tersebut menunjukkan kepada kita bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada Alloh. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita beribadah kepada Alloh?
Saudariku, aku pernah mendapat pelajaran, bahwa syarat agar ibadah kita diterima Alloh ada tiga syarat yaitu, Islam, ikhlas, dan sesuai dengan petunjuk Nabi ShallAllohu ‘Alaihi wa Sallam (mutaba'ah). Islam; ibadah seseorang akan diterima Alloh jika dia Islam. Sebaik dan seshaleh apapun, jika dia tidak memeluk Islam, maka ibadahnya tidak diterima. Dalam melakukan ibadah tersebut dia juga harus ikhlas, meniatkan hanya kepada Alloh, bukan kepada manusia (untuk pamer, riya', ingin disanjung, dan sebagainya.). Dia juga harus melaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam, tidak boleh beribadah dengan cara sendiri, semuanya sudah diatur. Contoh mudahnya, shalat kan baik, karena dia kuat dan bersemangat, sholat shubuhnya 50 rakaat, ini tidak boleh.
Saudariku muslimah, syarat pertama adalah Islam. Ya Islam. Alhamdulillah kita telah berislam. Ada diantara kita yang berislamnya sejak kecil, karena keturunan; ada juga yang berislam-nya setelah dewasa, sebelum berislam dia terdampar di agama lain.
Bagaimana dengan Engkau, wahai Saudariku? Mulai kapanpun kita berislam, hal itu perlu kita syukuri, Alloh telah memberi petunjuk kepada kita untuk berada di dalam dienul Islam; dien yang sempurna ini.Alhamdulillah.
Saudariku, ingatkah Engkau, pada pelajaran kita waktu kecil dulu? Bapak guru kita ketika menjelaskan rukun Islam? Rukun Islam ada lima, syahadat, sholat, zakat, shoum, dan haji bagi yang mampu. Tentunya Engkau sudah hapal di luar kepala, benar bukan?
Klo aku gak salah, yang namanya rukun adalah sesuatu yang harus ada, tidak boleh tidak. Iya kan?
Tidaklah seseorang disebut Islam kecuali dengan hal tersebut. Seseorang yang mengaku Islam namun tidak menjalankan rukun Islam tersebut, maka perlu dipertanyakan keislamannya. Begitu kira-kita penjelasan bapak guru kita.
Saudariku muslimah, beberapa waktu yang lalu, aku menghadiri pengajian yang menjelaskan tentang syahadat: makna, rukun, syarat, konsekuensi, dan yang membatalkannya. Waktu itu aku kaget. Wah, kok baru denger.
Yang kutahu selama ini yang namanya syahadat ya. Laa ilaaha illalloh Muhammadur Rosululloh. Siapa yang mengucapkannya, masuk Islam dan dijamin surga. Barangsiapa mengucapkan La ilaaha illallaah maka masuk surga.
Keinginantahuku menjadikan bersemangat menyelesaiakan pembahasan sampai akhir. Aku teringat kepada Engkau, wahai saudariku. Aku berharap Engkau sudah mengetahuinya; namun bisa jadi karena suatu hal, hingga saat ini Engkau belum memahaminya bahkan mengetahuinya. Karenanya aku berinisiatif untuk menuliskan apa yang kudapatkan waktu itu dalam risalah kecil ini.
Seandainya Engkau sudah tahu dan lebih paham dari aku, maafkan aku; anggap risalah ini sebagai pengingat kembali, meriew ilmu yang telah ada pada kita. Atau bisa jadi Engkau mengoreksi, menambahi hal-hal yang kurang dalam risalah ini. Sehingga kita dapat saling tolong menolong dalam kebaikan, transfer ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Seandainya Engkau belum mengetahuinya, semoga risalah ini bermanfaat.
Saudariku, ini yang kudapatkan waktu itu;
Mari kita mulai, kita belajar bersama dari apa yang kudapatkan waktu itu
SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLOH
Makna Laa Ilaaha Illalloh
Saudariku,arti yang kutahu dari kalimat ini pada waktu dulu adalah: Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh. Ternyata menurut ulama, tafsiran ini salah. Kalimat Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh. bermakna: sesungguhnya setiap yang disembah adalah Alloh, baik itu haq (benar) maupun bathil (salah). Realita di masyarakat kita, ada yang menyembah pohon, batu, matahari, kuburan, uang, dsb. Kalau Laa Ilaaha Illalloh maknanya Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh; berarti pohon, batu, matahari, kuburan, uang, dsb adalah Alloh. Jelas salah kah? Waktu itu aku manggut-manggut. Iya ya aku berpikir kenapa baru sekarang tahu ya? Kenapa dari dulu ditipu ama orang-orang yang mengartikan Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh.
Saudariku, ternyata makna yang benar dari Laa Ilaaha Illalloh adalah Laa ma'buda bihaqqin illalloh (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh). Maksudnya adalah berkeyakinan dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mentaati dan mengamalkannya
Syarat Laa Ilaaha Illalloh
Saudariku tercinta, waktu itu muddaris (pengajar) bertanya kepada jama'ah, apa syarat Laa Ilaaha Illalloh? Aku kaget, syarat Laa Ilaaha Illalloh? Baru dengar sekarang wah, apa ya. apa syarat Laa Ilaaha Illalloh?� ulang muddaris. Kata kyai dulu, pas kita kecil; sholat harus tahu syarat dan rukunnya; kalau tidak maka sholatnya tidak sah. Sekarang tidak tahu syarat Laa Ilaaha Illalloh, lalu syahadat Laa Ilaaha Illalloh bagaimana? lanjut muddaris. Pikiranku berkecamuk, mau bilang apa realitanya aku memang tidak tahu syarat Laa Ilaaha Illalloh.
Perhatianku kutingkatkan, jangan sampai tertinggal sedikitpun. Ini adalah pembahasan yang sangat penting! Pikirku waktu itu.
Kemudian muddaris menjelaskan, bahwa syarat Laa Ilaaha Illalloh ada tujuh,yaitu:
1. Al-Ilmu artinya mengetahui maknanya. Oleh sebab itu, orang yang mengucapkannya tanpa memahami makna dan konsekuensinya, ia tidak dapat memetik manfaat sedikitpun.
2. Al-Yaqin artinya meyakini sepenuhnya kebenaran kalimat tersebut tanpa ragu dan bimbang sedikitpun.
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas tanpa disertai kesyirikan sedikitpun. Inilah konsekuesni pokok Laa Ilaaha Illalloh.
4. Ash-Shidqu artinya jujur tanpa disertai sifat kemunafikan, karena banyak sekali yang mengucapkan kelimat ini akan tetapi isinya tidak diyakini.
5. Al-Mahabbah artinya mencintai kaliamt ini dan segala konsekuensiya serta merasa gembira dengan hal itu, hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang munafik.
6. Al-Inqiyad artinya tunduk dan patuh melaksanakan hak-hak kalimat ini, dengan cara melaksanakan kewajiban atas dasar ikhlas dan mencari ridha Alloh, ini termasuk konsekuensi kalimat Laa Ilaaha Illalloh.
7. Al-Qobul artinya menerima apa adanya tanpa menolak, hal ini dibuktikan degan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Alloh.
Saudariku, kalimat Laa Ilaaha Illalloh tidak bermanfaat bagi orang-orang yang mengucapkannya kecuali dengan memenuhi tujuh persyaratan tersebut. Sudahkah kita memenuhinya?
Rukun Laa Ilaaha Illalloh
Antum, apa rukun Laa Ilaaha Illalloh? muddaris tersebut bertanya kepadaku. Aku yang sedang mengingat-ingat syarat Laa Ilaaha Illalloh kaget, bingung aku gelagapan.
Peristiwa ini sangat berkesan bagiku, mungkin kalau waktu itu aku tidak ditanya, bisa jadi aku terlewatkan (karena mengantuk).
Saudariku muslimah, ternyata kalimat Laa Ilaaha Illalloh memiliki dua rukun, yaitu:
1. An-Nafyu (peniadaan: Laa Ilaaha).
Kalimat ini meniadakan dan membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan menunjukkan bahwa segala apa yang disembah selain Alloh merupakan bentuk kekafiran.
2. Al-Itsbat (penetapan: Illalloh).
Kalimat ini menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Alloh dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
KONSEKUENSI LAA ILAAHA ILLALLOH
Saudariku, setelah kita tahu makna, syarat, dan rukun Laa Ilaaha Illalloh, sekarang tiba pertanyaan: apa konsekuensi dari kalimat ini? Kalimat Laa Ilaaha Illalloh mengandung konsekuensi pokok:
1. Meninggalkan ibadah kepada selain Alloh
2. Beribadah kepada Allah semata tanpa sirik sedikitpun.
SYAHADAT MUHAMMADUR ROSULULLOH
Makna Muhammadur Rosululloh
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya (abduhu wa rosulu) yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya.
Rukun Muhammadur Rosululloh
Syahadat ini memiliki dua rukun, yaitu:
1. Menafikan (menolak) ifrath (berlebih-lebihan) pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
2. Menafikan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah abduhu wa rosulu. Hamba dan Rasul Allah. Sebagai hamba, beliau seperti halnya hamba yang lain, diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lain, memiliki wajiban menyembah kepada Allah. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya memberikan hak ubudiyah (penghambaan/ibadah) kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Sebagai rosul artinya, beliau diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.
Syahadat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Banyak orang yang mengaku umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam namun melebihkan haknya sebagai hamba: mereka beristighatsah (minta pertolongan) kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, minta tolong agar dipenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Padahal semua itu adalah hak Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Rasululloh hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki kemampuan sebagaimana Allah Azza wa Jalla. Sebagian yang lain tafrith kepada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: mereka mengingkari atau mengurangi haknya. Mereka membuat aturan dan tata cara ibadah sendiri, memaksakan diri dalam menakwilkan qur'an dan hadits, tidak merasa cukup dengan apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan lain-lain. Banyak orang yang melakukan hal ini namun tidak sadar bahwa mereka mengurangi hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa orang tersebut menganggap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhianat terhadap risalah dari Allah, menganggap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum menyampaikan ajaran Islam ini, sehingga mereka membuat hal-hal baru dalam ibadah yang sebetulnya tidak ada dalam Islam.
SYARAT MUHAMMADUR ROSULULLOH
Saudariku muslimah, kalimat Muhammadur Rosululloh memiliki beberapa syarat, yaitu:
1. Mengakui kerosulannya dan meyakininya dalam hati
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan
3. Mengikutinya dengan cara mengamalkan ajarannya serta meninggalkan kebatilan/kemaksiatan yang dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah terjadi maupun yang belum.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua, serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.
KONSEKUENSI MUHAMMADUR ROSULULLOH
Sebagaimana kalimat Laa Ilaaha Illalloh, kalimat ini memiliki konsekuensi yang harus diamalkan oleh pemeluk ajaran Islam. Konsekuensi tersebut yaitu:
1. Mentaati perintahnya
2. Membenarkan ucapannya
3. Menjauhi larangannya
4. Tidak menyembah kecuali dengan apa yang disyariatkan
Saudariku muslimah, itulah beberapa pelajaran yang kudapatkan mengenai makna, syarat, rukun, dan konsekuensi syahadatain. Adapun untuk pembatal-pembatal syahadatain, akan kusampaikan pada kesempatan yang lain, insya Alloh. Aku takut risalah ini terlalu panjang sehingga membosankanmu.
Saudariku tercinta, semoga Allah selalu memberkahi Engkau,
Aku berharap, setelah Engkau membaca risalah ini Engkau tidak hanya mendiamkannya begitu saja. Menyudahi dan meletakkan risalah ini di pojok ruangan atau dilaci meja. Yang kuharapkan dari Engkau adalah memahami apa yang kusampaikan untuk kemudian diamalkan. Karena zakatnya ilmu adalah amal. Aku akan bertambah gembira lagi kalau Engkau bersedia menghafalkannya, sehingga bisa Engkau sampaikan kepada Saudara-Saudara kita yang lain, sehingga risalah ini semakin bermanfaat.
Apabila Engkau ingin mendalami masalah ini, Engkau dapat belajar pada Ustadz ataupun membaca buku-buku mengenai hal ini. Misalnya: Kitab Tauhid 1, karya Syaikh Shalih Fauzan, penerbit Darul Haq. Menurutku buku ini ringkas dan bagus, tidak bertele-tele; sehingga mudah dipahami; bahkan oleh aku yang awwam dan pemula ini. Jika Engkau merasa kurang, bisa mempelajari Fathul Majid atau kitab-kitab aqidah yang sekarang ini telah banyak diterjemahkan. Kalau Engkau memiliki akses kitab-kitab aqidah berbahasa arab, akan lebih bagus lagi. silakan dipelajari, karena tentunya kitab asli dan terjemahan ada sedikit beda.
Saudariku muslimah, tak terasa aku telah cukup banyak menyita waktumu untuk membaca risalah ini. Alangkah baiknya jika aku segera pamit untuk melanjutkan tugas-tugas yang lain. Saudariku, seandainya Engkau mendapat manfaat dari risalah ini, sertakanlah aku dalam do'a-mu, agar Allah mengampuniku, mengampuni orang tua dan keluargaku, agar Allah meridhai kami sehingga dapat melihat wajah-Nya kelak.
Saudariku, terima kasih atas kesediaanmu membaca risalah ini, mohon maaf atas segala kesalahan. Semoga Allah mempertemukan kita lagi. Barokallohu fikum
SUMBER:
http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=154187407950294#!/note.php?note_id=161342270562296
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
SAUDARIKU...MARI MENGENAL ARTI SYAHADATAIN
Saudariku muslimah, bagaimana keadaanmu hari ini?Semoga Alloh senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Dan semoga Alloh senantiasa memudahkan kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Saudariku, pernahkan engkau berfikir atas nikmat-nikmat yang telah Alloh berikan kepada kita? Tentunya engkau sepakat denganku, bahwa nikmat Alloh itu sangat banyak, saking banyaknya, menurut dugaanku, sangat sulit bagi kita untuk menginventarisir nikmat-nikmat tersebut. Contoh kecil saja, kita dapat bernafas gratis, oksigen yang kita hirup gratis suka-suka kita menggunakannya, bener kan? Tentunya engkau pernah mendengar orang sakit yang memerlukan oksigen. Berapa dana yang diperlukan untuk pemakaian sepuluh menit? Bandingkan dengan kita yang tidak perlu mengeluarkan dana untuk bernafas!
Saudariku yang kucintai, aku percaya bahwa engkau sepakat denganku; bahwa semua itu perlu disyukuri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda yang artinya, Siapa yang tidak mau berterima kasih kepada manusia, (maka) dia juga tidak berterima kasih kepada Alloh.
Kepada manusia saja kita mesti berterima kasih, apalagi kepada Alloh Azza wa Jalla yang telah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, yang telah memberi seabreg kenikmatan dalam hidup ini.
Lalu, bagaimana kita bersyukur kepada Alloh, wahai Saudariku?
Suatu ketika, aku hadir dalam kultum setelah shalat shubuh di masjid depan rumahku, pembicara menjelaskan bahwa cara kita bersyukur kepada Alloh Jalla wa ‘Ala dengan cara bertauhid, beribadah, dan dalam segala aktivitas tetap dalam koridor islam yang shahih (benar), yaitu Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadits yang shahih sesuai dengan pemahaman para sahabat.
Benar juga, pikirku waktu itu. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan kita, memberi rizki kepada kita; tentunya Alloh tidak akan membiarkan kita sia-sia begitu saja. Tentunya Alloh memiliki tujuan dalam menciptakan kita. Tentunya Alloh telah memberikan rambu-rambu peraturan untuk hidup kita di dunia ini. Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Saudariku muslimah, semoga Alloh senantiasa menjaga kita. Ayat Adz Dzariat:56 tersebut menunjukkan kepada kita bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada Alloh. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita beribadah kepada Alloh?
Saudariku, aku pernah mendapat pelajaran, bahwa syarat agar ibadah kita diterima Alloh ada tiga syarat yaitu, Islam, ikhlas, dan sesuai dengan petunjuk Nabi ShallAllohu ‘Alaihi wa Sallam (mutaba'ah). Islam; ibadah seseorang akan diterima Alloh jika dia Islam. Sebaik dan seshaleh apapun, jika dia tidak memeluk Islam, maka ibadahnya tidak diterima. Dalam melakukan ibadah tersebut dia juga harus ikhlas, meniatkan hanya kepada Alloh, bukan kepada manusia (untuk pamer, riya', ingin disanjung, dan sebagainya.). Dia juga harus melaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam, tidak boleh beribadah dengan cara sendiri, semuanya sudah diatur. Contoh mudahnya, shalat kan baik, karena dia kuat dan bersemangat, sholat shubuhnya 50 rakaat, ini tidak boleh.
Saudariku muslimah, syarat pertama adalah Islam. Ya Islam. Alhamdulillah kita telah berislam. Ada diantara kita yang berislamnya sejak kecil, karena keturunan; ada juga yang berislam-nya setelah dewasa, sebelum berislam dia terdampar di agama lain.
Bagaimana dengan Engkau, wahai Saudariku? Mulai kapanpun kita berislam, hal itu perlu kita syukuri, Alloh telah memberi petunjuk kepada kita untuk berada di dalam dienul Islam; dien yang sempurna ini.Alhamdulillah.
Saudariku, ingatkah Engkau, pada pelajaran kita waktu kecil dulu? Bapak guru kita ketika menjelaskan rukun Islam? Rukun Islam ada lima, syahadat, sholat, zakat, shoum, dan haji bagi yang mampu. Tentunya Engkau sudah hapal di luar kepala, benar bukan?
Klo aku gak salah, yang namanya rukun adalah sesuatu yang harus ada, tidak boleh tidak. Iya kan?
Tidaklah seseorang disebut Islam kecuali dengan hal tersebut. Seseorang yang mengaku Islam namun tidak menjalankan rukun Islam tersebut, maka perlu dipertanyakan keislamannya. Begitu kira-kita penjelasan bapak guru kita.
Saudariku muslimah, beberapa waktu yang lalu, aku menghadiri pengajian yang menjelaskan tentang syahadat: makna, rukun, syarat, konsekuensi, dan yang membatalkannya. Waktu itu aku kaget. Wah, kok baru denger.
Yang kutahu selama ini yang namanya syahadat ya. Laa ilaaha illalloh Muhammadur Rosululloh. Siapa yang mengucapkannya, masuk Islam dan dijamin surga. Barangsiapa mengucapkan La ilaaha illallaah maka masuk surga.
Keinginantahuku menjadikan bersemangat menyelesaiakan pembahasan sampai akhir. Aku teringat kepada Engkau, wahai saudariku. Aku berharap Engkau sudah mengetahuinya; namun bisa jadi karena suatu hal, hingga saat ini Engkau belum memahaminya bahkan mengetahuinya. Karenanya aku berinisiatif untuk menuliskan apa yang kudapatkan waktu itu dalam risalah kecil ini.
Seandainya Engkau sudah tahu dan lebih paham dari aku, maafkan aku; anggap risalah ini sebagai pengingat kembali, meriew ilmu yang telah ada pada kita. Atau bisa jadi Engkau mengoreksi, menambahi hal-hal yang kurang dalam risalah ini. Sehingga kita dapat saling tolong menolong dalam kebaikan, transfer ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Seandainya Engkau belum mengetahuinya, semoga risalah ini bermanfaat.
Saudariku, ini yang kudapatkan waktu itu;
Mari kita mulai, kita belajar bersama dari apa yang kudapatkan waktu itu
SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLOH
Makna Laa Ilaaha Illalloh
Saudariku,arti yang kutahu dari kalimat ini pada waktu dulu adalah: Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh. Ternyata menurut ulama, tafsiran ini salah. Kalimat Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh. bermakna: sesungguhnya setiap yang disembah adalah Alloh, baik itu haq (benar) maupun bathil (salah). Realita di masyarakat kita, ada yang menyembah pohon, batu, matahari, kuburan, uang, dsb. Kalau Laa Ilaaha Illalloh maknanya Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh; berarti pohon, batu, matahari, kuburan, uang, dsb adalah Alloh. Jelas salah kah? Waktu itu aku manggut-manggut. Iya ya aku berpikir kenapa baru sekarang tahu ya? Kenapa dari dulu ditipu ama orang-orang yang mengartikan Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Tidak ada sesembahan kecuali Alloh.
Saudariku, ternyata makna yang benar dari Laa Ilaaha Illalloh adalah Laa ma'buda bihaqqin illalloh (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh). Maksudnya adalah berkeyakinan dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Alloh Subhanahu wa Ta’ala, mentaati dan mengamalkannya
Syarat Laa Ilaaha Illalloh
Saudariku tercinta, waktu itu muddaris (pengajar) bertanya kepada jama'ah, apa syarat Laa Ilaaha Illalloh? Aku kaget, syarat Laa Ilaaha Illalloh? Baru dengar sekarang wah, apa ya. apa syarat Laa Ilaaha Illalloh?� ulang muddaris. Kata kyai dulu, pas kita kecil; sholat harus tahu syarat dan rukunnya; kalau tidak maka sholatnya tidak sah. Sekarang tidak tahu syarat Laa Ilaaha Illalloh, lalu syahadat Laa Ilaaha Illalloh bagaimana? lanjut muddaris. Pikiranku berkecamuk, mau bilang apa realitanya aku memang tidak tahu syarat Laa Ilaaha Illalloh.
Perhatianku kutingkatkan, jangan sampai tertinggal sedikitpun. Ini adalah pembahasan yang sangat penting! Pikirku waktu itu.
Kemudian muddaris menjelaskan, bahwa syarat Laa Ilaaha Illalloh ada tujuh,yaitu:
1. Al-Ilmu artinya mengetahui maknanya. Oleh sebab itu, orang yang mengucapkannya tanpa memahami makna dan konsekuensinya, ia tidak dapat memetik manfaat sedikitpun.
2. Al-Yaqin artinya meyakini sepenuhnya kebenaran kalimat tersebut tanpa ragu dan bimbang sedikitpun.
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas tanpa disertai kesyirikan sedikitpun. Inilah konsekuesni pokok Laa Ilaaha Illalloh.
4. Ash-Shidqu artinya jujur tanpa disertai sifat kemunafikan, karena banyak sekali yang mengucapkan kelimat ini akan tetapi isinya tidak diyakini.
5. Al-Mahabbah artinya mencintai kaliamt ini dan segala konsekuensiya serta merasa gembira dengan hal itu, hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang munafik.
6. Al-Inqiyad artinya tunduk dan patuh melaksanakan hak-hak kalimat ini, dengan cara melaksanakan kewajiban atas dasar ikhlas dan mencari ridha Alloh, ini termasuk konsekuensi kalimat Laa Ilaaha Illalloh.
7. Al-Qobul artinya menerima apa adanya tanpa menolak, hal ini dibuktikan degan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Alloh.
Saudariku, kalimat Laa Ilaaha Illalloh tidak bermanfaat bagi orang-orang yang mengucapkannya kecuali dengan memenuhi tujuh persyaratan tersebut. Sudahkah kita memenuhinya?
Rukun Laa Ilaaha Illalloh
Antum, apa rukun Laa Ilaaha Illalloh? muddaris tersebut bertanya kepadaku. Aku yang sedang mengingat-ingat syarat Laa Ilaaha Illalloh kaget, bingung aku gelagapan.
Peristiwa ini sangat berkesan bagiku, mungkin kalau waktu itu aku tidak ditanya, bisa jadi aku terlewatkan (karena mengantuk).
Saudariku muslimah, ternyata kalimat Laa Ilaaha Illalloh memiliki dua rukun, yaitu:
1. An-Nafyu (peniadaan: Laa Ilaaha).
Kalimat ini meniadakan dan membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan menunjukkan bahwa segala apa yang disembah selain Alloh merupakan bentuk kekafiran.
2. Al-Itsbat (penetapan: Illalloh).
Kalimat ini menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Alloh dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
KONSEKUENSI LAA ILAAHA ILLALLOH
Saudariku, setelah kita tahu makna, syarat, dan rukun Laa Ilaaha Illalloh, sekarang tiba pertanyaan: apa konsekuensi dari kalimat ini? Kalimat Laa Ilaaha Illalloh mengandung konsekuensi pokok:
1. Meninggalkan ibadah kepada selain Alloh
2. Beribadah kepada Allah semata tanpa sirik sedikitpun.
SYAHADAT MUHAMMADUR ROSULULLOH
Makna Muhammadur Rosululloh
Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya (abduhu wa rosulu) yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya.
Rukun Muhammadur Rosululloh
Syahadat ini memiliki dua rukun, yaitu:
1. Menafikan (menolak) ifrath (berlebih-lebihan) pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
2. Menafikan tafrith (meremehkan) pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah abduhu wa rosulu. Hamba dan Rasul Allah. Sebagai hamba, beliau seperti halnya hamba yang lain, diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia lain, memiliki wajiban menyembah kepada Allah. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya memberikan hak ubudiyah (penghambaan/ibadah) kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Sebagai rosul artinya, beliau diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.
Syahadat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Banyak orang yang mengaku umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam namun melebihkan haknya sebagai hamba: mereka beristighatsah (minta pertolongan) kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, minta tolong agar dipenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Padahal semua itu adalah hak Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Rasululloh hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki kemampuan sebagaimana Allah Azza wa Jalla. Sebagian yang lain tafrith kepada hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: mereka mengingkari atau mengurangi haknya. Mereka membuat aturan dan tata cara ibadah sendiri, memaksakan diri dalam menakwilkan qur'an dan hadits, tidak merasa cukup dengan apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan lain-lain. Banyak orang yang melakukan hal ini namun tidak sadar bahwa mereka mengurangi hak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa orang tersebut menganggap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhianat terhadap risalah dari Allah, menganggap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum menyampaikan ajaran Islam ini, sehingga mereka membuat hal-hal baru dalam ibadah yang sebetulnya tidak ada dalam Islam.
SYARAT MUHAMMADUR ROSULULLOH
Saudariku muslimah, kalimat Muhammadur Rosululloh memiliki beberapa syarat, yaitu:
1. Mengakui kerosulannya dan meyakininya dalam hati
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan
3. Mengikutinya dengan cara mengamalkan ajarannya serta meninggalkan kebatilan/kemaksiatan yang dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah terjadi maupun yang belum.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua, serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.
KONSEKUENSI MUHAMMADUR ROSULULLOH
Sebagaimana kalimat Laa Ilaaha Illalloh, kalimat ini memiliki konsekuensi yang harus diamalkan oleh pemeluk ajaran Islam. Konsekuensi tersebut yaitu:
1. Mentaati perintahnya
2. Membenarkan ucapannya
3. Menjauhi larangannya
4. Tidak menyembah kecuali dengan apa yang disyariatkan
Saudariku muslimah, itulah beberapa pelajaran yang kudapatkan mengenai makna, syarat, rukun, dan konsekuensi syahadatain. Adapun untuk pembatal-pembatal syahadatain, akan kusampaikan pada kesempatan yang lain, insya Alloh. Aku takut risalah ini terlalu panjang sehingga membosankanmu.
Saudariku tercinta, semoga Allah selalu memberkahi Engkau,
Aku berharap, setelah Engkau membaca risalah ini Engkau tidak hanya mendiamkannya begitu saja. Menyudahi dan meletakkan risalah ini di pojok ruangan atau dilaci meja. Yang kuharapkan dari Engkau adalah memahami apa yang kusampaikan untuk kemudian diamalkan. Karena zakatnya ilmu adalah amal. Aku akan bertambah gembira lagi kalau Engkau bersedia menghafalkannya, sehingga bisa Engkau sampaikan kepada Saudara-Saudara kita yang lain, sehingga risalah ini semakin bermanfaat.
Apabila Engkau ingin mendalami masalah ini, Engkau dapat belajar pada Ustadz ataupun membaca buku-buku mengenai hal ini. Misalnya: Kitab Tauhid 1, karya Syaikh Shalih Fauzan, penerbit Darul Haq. Menurutku buku ini ringkas dan bagus, tidak bertele-tele; sehingga mudah dipahami; bahkan oleh aku yang awwam dan pemula ini. Jika Engkau merasa kurang, bisa mempelajari Fathul Majid atau kitab-kitab aqidah yang sekarang ini telah banyak diterjemahkan. Kalau Engkau memiliki akses kitab-kitab aqidah berbahasa arab, akan lebih bagus lagi. silakan dipelajari, karena tentunya kitab asli dan terjemahan ada sedikit beda.
Saudariku muslimah, tak terasa aku telah cukup banyak menyita waktumu untuk membaca risalah ini. Alangkah baiknya jika aku segera pamit untuk melanjutkan tugas-tugas yang lain. Saudariku, seandainya Engkau mendapat manfaat dari risalah ini, sertakanlah aku dalam do'a-mu, agar Allah mengampuniku, mengampuni orang tua dan keluargaku, agar Allah meridhai kami sehingga dapat melihat wajah-Nya kelak.
Saudariku, terima kasih atas kesediaanmu membaca risalah ini, mohon maaf atas segala kesalahan. Semoga Allah mempertemukan kita lagi. Barokallohu fikum
SUMBER:
http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=154187407950294#!/note.php?note_id=161342270562296
0 comment:
Posting Komentar